Return to Video

Seberapa besar ketidakterbatasan?

  • 0:14 - 0:17
    Ketika aku kelas empat SD,
    suatu hari guru saya berkata:
  • 0:17 - 0:19
    "Jumlah bilangan genap sama dengan
    bilangan bulat."
  • 0:20 - 0:21
    "Benarkah?", pikirku.
  • 0:21 - 0:23
    Ya, ada jumlah yang tak terhingga
    dari keduanya,
  • 0:23 - 0:26
    jadi aku pikir jumlah keduanya
    adalah sama.
  • 0:26 - 0:29
    Tetapi bilangan genap hanyalah bagian
    dari bilangan bulat,
  • 0:29 - 0:31
    semua bilangan ganjil sisanya,
  • 0:31 - 0:34
    pasti lebih banyak bilangan bulat
    daripada bilangan genap, kan?
  • 0:34 - 0:36
    Untuk melihat apa yang
    dimaksud guruku,
  • 0:36 - 0:39
    pertama mari berpikir apa arti
    dua himpunan dengan ukuran yang sama.
  • 0:39 - 0:42
    Apa yang kumaksud ketika
    aku berkata jumlah jari
  • 0:42 - 0:44
    tangan kanan sama dengan tangan kiri?
  • 0:44 - 0:48
    Tentu, lima jari di masing-masing tangan
    tetapi sebenarnya ini lebih simpel.
  • 0:48 - 0:49
    Aku tidak perlu menghitungnya,
  • 0:49 - 0:53
    aku hanya perlu memasangkannya,
    satu sama lain.
  • 0:53 - 0:55
    Faktanya, kita berpikir bahwa orang kuno
  • 0:55 - 0:58
    yang berbicara bahasa tanpa ada kata
    untuk angka lebih besar dari tiga
  • 0:58 - 0:59
    menggunakan trik ini.
  • 1:00 - 1:02
    Contoh, jika kamu membiarkan dombamu
    keluar dari kandang,
  • 1:02 - 1:06
    kamu dapat melacak berapa yang keluar
    dengan menyisihkan batu pada setiap domba,
  • 1:06 - 1:09
    dan meletakkannya kembali saat
    domba kembali,
  • 1:09 - 1:12
    jadi kamu tahu berapa yang hilang tanpa
    perlu menghitung.
  • 1:12 - 1:15
    Contoh lain bahwa mencocokkan lebih
    sederhana daripada menghitung,
  • 1:15 - 1:17
    jika aku berbicara
    di auditorium yang penuh,
  • 1:17 - 1:20
    setiap kursi diduduki dan
    tidak ada yang berdiri,
  • 1:20 - 1:23
    aku tahu bahwa ada jumlah yang sama
    antara kursi dan penonton,
  • 1:23 - 1:26
    walaupun aku tidak tahu ada berapa.
  • 1:26 - 1:29
    Jadi, yang kita maksud dari
    dua himpunan berukuran sama
  • 1:29 - 1:31
    adalah elemen dari dua
    himpunan tersebut
  • 1:31 - 1:33
    dapat dicocokkan satu per satu
    dengan suatu cara.
  • 1:33 - 1:35
    Guru kelas empatku menunjukkan
  • 1:35 - 1:38
    bilangan bulat yang ditata berurutan
    dan di bawahnya ada kelipatannya.
  • 1:38 - 1:41
    Lihat, baris bawah berisi
    semua bilangan genap,
  • 1:41 - 1:42
    dan satu per satu dicocokkan.
  • 1:42 - 1:45
    Yang mana, jumlah bilangan genap
    sama dengan bilangan bulat.
  • 1:45 - 1:48
    Tetapi yang mengganggu kita adalah
    kesulitan kita
  • 1:48 - 1:51
    melupakan fakta bahwa bilangan genap
    merupakan bagian dari bilangan bulat.
  • 1:51 - 1:53
    Tetapi, apakah ini meyakinkanmu
  • 1:53 - 1:55
    bahwa aku tidak memiliki jumlah jari
    yang sama
  • 1:55 - 1:57
    pada tangan kanan dan kiri?
  • 1:57 - 1:58
    Tentu tidak.
  • 1:58 - 2:00
    Tidak masalah jika kamu mencoba
  • 2:00 - 2:02
    mencocokkan elemen-elemen
    dan tidak berhasil,
  • 2:02 - 2:04
    yang tidak meyakinkan kita.
  • 2:04 - 2:05
    Jika kamu tahu satu cara
  • 2:05 - 2:07
    yang elemen kedua himpunan cocok,
  • 2:07 - 2:10
    barulah kita mengatakan jumlah elemen
    keduanya adalah sama.
  • 2:10 - 2:12
    Bisakah kamu membuat daftar semua pecahan?
  • 2:13 - 2:15
    Ini mungkin sulit, ada banyak sekali
    pecahan!
  • 2:15 - 2:17
    Dan, tidak jelas mana yang pertama,
  • 2:17 - 2:19
    atau bagaimana memastikan semuanya
    ada di daftar.
  • 2:19 - 2:22
    Namun, ada cara pintar
  • 2:22 - 2:24
    untuk membuat daftar semua pecahan.
  • 2:24 - 2:28
    Ini pertama kali dilakukan oleh
    Georg Cantor pada tahun 800-an.
  • 2:28 - 2:31
    Pertama, taruh pecahan dalam sebuah kisi.
  • 2:31 - 2:32
    Semua ada di sana.
  • 2:32 - 2:36
    Contoh, kamu dapat menemukan,
    misalnya, 117/243,
  • 2:36 - 2:39
    pada baris 117 dan kolom 234.
  • 2:39 - 2:41
    Sekarang kita membuat daftar dari ini
  • 2:41 - 2:44
    dengan mulai dari kiri atas lalu
    bolak-balik secara diagonal,
  • 2:44 - 2:47
    melompati pecahan, seperti 2/2,
  • 2:47 - 2:50
    yang melambangkan angka yang sama
    dengan yang sudah kita pilih.
  • 2:50 - 2:52
    Kita mendapatkan daftar semua pecahan,
  • 2:52 - 2:54
    kita telah membuat pencocokan
    satu per satu
  • 2:54 - 2:56
    antara keseluruhan angka dan pecahan,
  • 2:56 - 2:59
    walaupun kita pikir seharusnya lebih
    banyak pecahan.
  • 2:59 - 3:01
    Baik, ini lebih menarik.
  • 3:01 - 3:03
    Kamu tahu bahwa tidak
    semua bilangan riil
  • 3:03 - 3:06
    - yaitu tidak semua angka pada
    garis bilangan - adalah pecahan.
  • 3:07 - 3:09
    Akar kuadrat dari dua dan pi, contohnya.
  • 3:09 - 3:11
    Angka seperti ini disebut irasional.
  • 3:11 - 3:13
    Bukan karena ia gila, atau apapun,
  • 3:13 - 3:16
    tetapi karena bentuk pecahannya adalah
    rasio dari bilangan bulat,
  • 3:16 - 3:18
    dan disebut rasional;
  • 3:18 - 3:21
    berarti sisanya non-rasional,
    yaitu, irasional.
  • 3:21 - 3:25
    Irasional dilambangkan dengan
    desimal tak terbatas, tak terulang.
  • 3:25 - 3:27
    Jadi, bisakah kita mencocokkan
    satu per satu
  • 3:27 - 3:30
    antara bilangan bulat dan set
    dari semua desimal,
  • 3:30 - 3:32
    rasional dan irasional?
  • 3:32 - 3:34
    Bisakah kita membuat daftar semua
    bilangan desimal?
  • 3:34 - 3:36
    Cantor menunjukkan bahwa kamu tidak bisa.
  • 3:36 - 3:40
    Bukan kita tidak tahu bagaimana,
    tetapi memang tidak bisa dilakukan.
  • 3:40 - 3:44
    Lihat, misalnya kamu berhasil membuat
    daftar semua bilangan desimal.
  • 3:44 - 3:46
    Aku akan menunjukkan bahwa kamu gagal,
  • 3:46 - 3:48
    dengan membuat desimal
    yang tidak ada di daftarmu.
  • 3:48 - 3:51
    Aku akan membangun desimalku
    satu tempat pada satu waktu
  • 3:51 - 3:53
    Untuk letak desimal angka pertamaku,
  • 3:53 - 3:56
    aku akan melihat letak desimal pertama
    dari angka pertamamu.
  • 3:56 - 3:58
    Jika punyamu satu, aku akan
    membuat punyaku dua;
  • 3:58 - 4:00
    atau sebaliknya.
  • 4:00 - 4:03
    Untuk letak angka keduaku,
  • 4:03 - 4:05
    aku akan melihat letak angka keduamu.
  • 4:05 - 4:08
    Lagi, jika punyamu satu, aku
    akan membuat punyaku dua,
  • 4:08 - 4:10
    dan juga sebaliknya.
  • 4:10 - 4:11
    Lihat bagaimana ini terjadi?
  • 4:11 - 4:14
    Desimal yang kubuat tidak
    ada di daftarmu.
  • 4:14 - 4:18
    Mengapa? Misalnya, angka ke-143 mu?
  • 4:18 - 4:21
    Tidak, karena letak ke-143 dari desimalku
  • 4:21 - 4:24
    berbeda dengan letak ke-143 dari angka
    ke-143 mu.
  • 4:24 - 4:26
    Aku membuktikannya.
  • 4:26 - 4:27
    Daftarmu tidak lengkap.
  • 4:27 - 4:29
    Ia tidak memiliki angka desimalku.
  • 4:29 - 4:33
    Dan, aku akan melakukan hal yang sama
    pada daftar apa pun milikmu
  • 4:33 - 4:35
    dan membuat desimal yang tidak
    ada pada daftarmu.
  • 4:35 - 4:37
    Jadi kita dihadapkan dengan
    kesimpulan mengejutkan ini:
  • 4:37 - 4:40
    BIlangan desimal tidak bisa
    dimasukkan dalam daftar.
  • 4:40 - 4:44
    Mereka melambangkan ketidakterbatasan
    dari bilangan bulat.
  • 4:44 - 4:47
    Jadi, walaupun kita tahu beberapa
    bilangan irasional,
  • 4:47 - 4:49
    seperti akar kuadrat dua dan pi,
  • 4:49 - 4:50
    ketidakterbatasan bilangan
    irasional
  • 4:50 - 4:53
    lebih besar dari ketidakterbatasan
    pecahan.
  • 4:53 - 4:54
    Seseorang berkata bilangan irasional
  • 4:54 - 4:57
    - pecahan - seperti bintang-bintang
    di langit malam.
  • 4:58 - 5:01
    Bilangan irasional seperti kegelapan.
  • 5:01 - 5:04
    Cantor juga menunjukkan untuk
    himpunan tidak terbatas,
  • 5:04 - 5:07
    pembentukan himpunan baru dari semua
    himpunan bagian dari himpunan asli
  • 5:07 - 5:10
    mewakili ketidakterbatasan yang lebih
    besar dari himpunan aslinya.
  • 5:10 - 5:12
    Ini artinya, dengan
    satu ketidakterbatasan,
  • 5:12 - 5:14
    kamu dapat membuatnya lebih besar
  • 5:14 - 5:17
    dengan membuat semua himpunan bagian
    dari himpunan pertama.
  • 5:17 - 5:18
    Dan yang lebih besar lagi
  • 5:18 - 5:21
    dengan membuat semua himpunan
    bagian dari yang tadi.
  • 5:21 - 5:22
    Dan seterusnya.
  • 5:22 - 5:26
    Jadi, ada jumlah tak terbatas dari
    ketidakterbatasan dari berbagai ukuran.
  • 5:26 - 5:29
    Jika ini membuatmu tak nyaman,
    kamu tidak sendiri.
  • 5:29 - 5:32
    Beberapa ahli matematika besar pada
    era Cantor
  • 5:32 - 5:33
    sangat kesal dengan hal ini.
  • 5:33 - 5:36
    Mereka mencoba membuat bilangan
    tak terhingga tak relevan,
  • 5:36 - 5:38
    membuat matematika bekerja tanpa
    adanya mereka.
  • 5:38 - 5:40
    Cantor bahkan diejek secara personal,
  • 5:40 - 5:43
    sangat buruk hingga ia depresi,
  • 5:43 - 5:46
    dan menghabiskan setengah hidupnya keluar
    masuk rumah sakit jiwa.
  • 5:46 - 5:49
    Namun akhirnya, idenya berhasil.
  • 5:49 - 5:52
    Hari ini, idenya mengakar dan dianggap
    luar biasa.
  • 5:52 - 5:54
    Semua ahli matematika menerimanya,
  • 5:54 - 5:56
    setiap jurusan matematika
    mempelajarinya,
  • 5:56 - 5:58
    dan aku telah menjelaskannya padamu tadi.
  • 5:58 - 6:01
    Suatu saat, mungkin, ini akan
    menjadi pengetahuan umum.
  • 6:01 - 6:02
    Ada lagi.
  • 6:02 - 6:04
    Kita baru belajar bahwa himpunan desimal
  • 6:05 - 6:07
    - yaitu pecahan - membentuk
    ketidakterbatasan
  • 6:07 - 6:09
    daripada himpunan bilangan
    bulat.
  • 6:09 - 6:11
    Cantor berpikir apakah ada
    ketidakterbatasan
  • 6:11 - 6:13
    dari dua ukuran yang berbeda.
  • 6:13 - 6:15
    Ia percaya hal itu ada, namun
    tidak dapat membuktikannya.
  • 6:15 - 6:18
    Dugaan Cantor dikenal sebagai
    hipotesis kontinum.
  • 6:19 - 6:22
    Pada 1900, ahli matematika
    David Hilbert
  • 6:22 - 6:24
    menyatakan hipotesis kontinum
  • 6:24 - 6:27
    sebagai permasalahan penting matematika
    yang tak terpecahkan.
  • 6:27 - 6:29
    Abad ke-20 melihat solusi
    dari permasalahan ini,
  • 6:29 - 6:32
    namun dengan cara yang benar-benar
    tak terduga.
  • 6:33 - 6:35
    Pada 1920-an, Kurt Gödel menunjukkan
  • 6:35 - 6:38
    bahwa kamu tidak dapat membuktikan
    hipotesis kontinum salah.
  • 6:38 - 6:41
    Kemudian, pada 1960-an,
    Paul J. Cohen menunjukkan
  • 6:41 - 6:44
    bahwa kamu tidak dapat membuktikan
    hipotesis kontinum benar.
  • 6:44 - 6:46
    Jika kita gabungkan, ini berarti
  • 6:46 - 6:49
    ada pertanyaan yang tidak bisa
    dijawab dalam matematika.
  • 6:49 - 6:50
    Kesimpulan yang sangat menarik.
  • 6:50 - 6:53
    Matematika dianggap sebagai
    puncak penalaran manusia,
  • 6:53 - 6:57
    namun kita tahu sekarang bahwa matematika
    memiliki keterbatasan.
  • 6:57 - 7:01
    Namun, matematika memiliki hal-hal
    luar biasa untuk kita pikirkan.
Title:
Seberapa besar ketidakterbatasan?
Speaker:
Dennis Wildfogel
Description:

Simak materi selengkapnya: http://ed.ted.com/lessons/how-big-is-infinity

Menggunakan teori himpunan dasar, telusuri konsep tak biasa dari "ketidakterbatasan dari ketidakterbatasan-ketidakterbatasan" -- dan bagaimana hal ini membuat ahli matematika menyimpulkan bahwa matematika memiliki pertanyaan yang tidak dapat dijawab.

Materi oleh Dennis Wildfogel, animasi oleh Augenblick Studios.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TED-Ed
Duration:
07:13
Ade Indarta approved Indonesian subtitles for How big is infinity?
Ade Indarta edited Indonesian subtitles for How big is infinity?
Bias A R Sukma accepted Indonesian subtitles for How big is infinity?
Bias A R Sukma edited Indonesian subtitles for How big is infinity?
Bias A R Sukma edited Indonesian subtitles for How big is infinity?
Bias A R Sukma edited Indonesian subtitles for How big is infinity?
Maria Nainggolan edited Indonesian subtitles for How big is infinity?
Maria Nainggolan edited Indonesian subtitles for How big is infinity?

Indonesian subtitles

Revisions