Return to Video

Proyek DIY bagi insinyur cilik

  • 0:01 - 0:03
    Saya mendesain proyek teknik
  • 0:03 - 0:05
    bagi pelajar SMP dan SMA,
  • 0:05 - 0:08
    dan seringkali menggunakan
    material yang tidak biasa.
  • 0:09 - 0:13
    Saya mendapat inspirasi dari
    permasalahan sehari-hari saya.
  • 0:13 - 0:14
    Contohnya,
  • 0:14 - 0:18
    suatu kali saya perlu kostum
    untuk ke konvensi komik,
  • 0:18 - 0:20
    tapi saya tidak ingin
    mengeluarkan banyak uang,
  • 0:20 - 0:22
    jadi saya membuat kostum sendiri ...
  • 0:23 - 0:25
    dengan mahkota dan rok berkelap-kelip.
  • 0:25 - 0:26
    (Tawa)
  • 0:27 - 0:28
    Di lain waktu,
  • 0:28 - 0:32
    saya frustasi karena game favorit saya,
  • 0:32 - 0:33
    Flappy Bird,
  • 0:33 - 0:35
    tak tersedia lagi di app store.
  • 0:35 - 0:36
    (Tawa)
  • 0:37 - 0:38
    Jadi saya menghadapi dilema:
  • 0:38 - 0:42
    tidak meng-update ponsel saya lagi
    atau tidak bermain Flappy Bird lagi.
  • 0:42 - 0:44
    (Tawa)
  • 0:45 - 0:47
    Saya tidak suka kedua pilihan itu,
  • 0:47 - 0:50
    jadi saya melakukan sesuatu
    yang menurut saya masuk akal.
  • 0:50 - 0:52
    Saya membuat Flappy Bird betulan
  • 0:52 - 0:54
    yang tidak akan bisa dihilangkan app store.
  • 0:54 - 0:56
    (Tawa)
  • 0:56 - 1:01
    (Musik)
  • 1:05 - 1:06
    beep
  • 1:06 - 1:07
    (Musik)
  • 1:07 - 1:09
    (Tawa)
  • 1:09 - 1:12
    Beberapa teman saya
    lumayan kecanduan game ini,
  • 1:12 - 1:14
    dan saya mengundang mereka untuk bermain.
  • 1:15 - 1:16
    (Video) Ah!
  • 1:19 - 1:21
    (Video) Apa-apaan ini?
  • 1:21 - 1:22
    (Tawa)
  • 1:22 - 1:26
    Mereka bilang game ini sama
    menjengkelkannya seperti game aslinya.
  • 1:26 - 1:28
    (Tawa)
  • 1:27 - 1:30
    Ketika saya mengunggah demo proyek ini
    secara online,
  • 1:30 - 1:33
    saya tidak menyangka akan menjadi viral.
  • 1:33 - 1:36
    Ditonton lebih dari dua juta kali
    hanya dalam beberapa hari.
  • 1:36 - 1:37
    (Tawa)
  • 1:38 - 1:41
    Yang lebih menarik lagi adalah
    komentar orang-orang.
  • 1:41 - 1:43
    Banyak yang ingin membuatnya sendiri,
  • 1:43 - 1:45
    atau bertanya bagaimana cara membuatnya.
  • 1:45 - 1:48
    Ini mengkonfirmasi pemikiran saya
  • 1:48 - 1:52
    bahwa kita bisa mengajarkan ilmu teknik
    melalui proyek kreatif.
  • 1:52 - 1:55
    Dengan uang yang didapat
    dari video viral itu,
  • 1:55 - 1:59
    siswa kami bisa membuat
    game mereka sendiri.
  • 2:00 - 2:01
    Meski lumayan menantang,
  • 2:01 - 2:05
    mereka belajar banyak
    konsep teknik dan pemrograman.
  • 2:05 - 2:09
    Mereka juga bersemangat untuk belajar
    agar mereka bisa menyelesaikan gamenya.
  • 2:09 - 2:10
    (Tawa)
  • 2:10 - 2:13
    Sebelum Kotak Flappy Bird,
  • 2:13 - 2:19
    saya punya ide untuk menggunakan
    proyek teknik kreatif untuk mengajar.
  • 2:19 - 2:21
    Saat saya mengajar di SMP,
  • 2:21 - 2:26
    kami meminta siswa kami membuat robot
    dari perkakas teknologi standar.
  • 2:26 - 2:29
    Saya menyadari bahwa
    banyak siswa terlihat bosan.
  • 2:29 - 2:31
    Lalu beberapa siswa mulai
    mengambil potongan kertas
  • 2:31 - 2:33
    dan mempercantik robot mereka.
  • 2:33 - 2:35
    Kemudian semakin banyak siswa
    yang ikutan,
  • 2:35 - 2:38
    dan mereka jadi lebih tertarik
    mengerjakannya.
  • 2:38 - 2:41
    Jadi saya mulai mencari
    lebih banyak cara kreatif
  • 2:41 - 2:43
    untuk memperkenalkan teknologi
    pada siswa.
  • 2:44 - 2:45
    Yang saya dapati adalah bahwa
  • 2:45 - 2:48
    kebanyakan perangkat teknologi
    yang tersedia di sekolah
  • 2:48 - 2:50
    terlihat agak menakutkan.
  • 2:50 - 2:53
    Semua terbuat dari kepingan plastik
    yang tidak bisa disesuaikan.
  • 2:54 - 2:56
    Selain itu, perangkat yang tersedia
    sangat mahal,
  • 2:56 - 2:59
    sampai ratusan dolar per paket.
  • 2:59 - 3:03
    Jadi tidak terjangkau bagi
    anggaran kelas umumnya.
  • 3:03 - 3:06
    Karena tidak menemukan sesuatu
    yang bisa saya gunakan,
  • 3:06 - 3:08
    saya memutuskan untuk membuatnya sendiri.
  • 3:08 - 3:10
    Saya mulai dengan kertas dan kain,
  • 3:10 - 3:13
    karena kita semua pernah menggunakannya
    untuk bermain semasa kecil,
  • 3:13 - 3:15
    harganya juga cukup murah,
  • 3:15 - 3:18
    dan pasti ada di rumah.
  • 3:18 - 3:20
    Saya membuat satu prototipe proyek
  • 3:20 - 3:22
    dimana para siswa dapat membuat
    makhluk bercahaya
  • 3:23 - 3:25
    dengan menggunakan kain dan mata boneka.
  • 3:25 - 3:27
    Mereka saling membantu di ruang kelas,
  • 3:27 - 3:30
    tertawa dan mendiskusikan proyek ini.
  • 3:30 - 3:31
    Dan yang paling penting,
  • 3:31 - 3:34
    mereka bisa menunjukkan kreativitas
    mereka dalam proyek ini.
  • 3:35 - 3:37
    Karena kesuksesan proyek ini,
  • 3:37 - 3:39
    saya terus membuat lebih banyak
    proyek teknik
  • 3:39 - 3:41
    untuk menantang murid-murid saya.
  • 3:41 - 3:45
    Saya juga mulai mengisi
    workshop di luar sekolah
  • 3:45 - 3:47
    dan di komunitas masyarakat.
  • 3:47 - 3:49
    Sesuatu yang sangat menarik terjadi.
  • 3:49 - 3:52
    Saya memperhatikan ada banyak orang
    dari latar belakang berbeda
  • 3:52 - 3:55
    yang mulai datang ke workshop kami.
  • 3:55 - 3:56
    Dan terutama,
  • 3:56 - 4:01
    ada lebih banyak perempuan
    dan kelompok minoritas,
  • 4:01 - 4:04
    yang biasanya jarang sekali datang ke
    workshop teknik biasa.
  • 4:05 - 4:11
    Ini adalah laporan karyawan di satu
    perusahaan teknologi besar di tahun 2016.
  • 4:11 - 4:15
    Perempuan hanya menempati
    19% karyawan di bidang teknik.
  • 4:15 - 4:19
    Dan karyawan dari kelompok minoritas
    yang jarang terwakili hanyalah 4%.
  • 4:19 - 4:21
    Statistik ini mungkin terlihat familiar
  • 4:22 - 4:25
    kalau Anda mengunjungi klub robot SMA
  • 4:25 - 4:27
    atau kelas teknik universitas.
  • 4:28 - 4:32
    Ada berbagai masalah yang menyebabkan
  • 4:32 - 4:36
    minimnya keragaman di sektor teknologi.
  • 4:36 - 4:38
    Mungkin salah satu solusinya adalah
  • 4:39 - 4:43
    dengan memperkenalkan teknologi
    pada siswa melalui proyek-proyek kreatif.
  • 4:44 - 4:47
    Saya tidak mengatakan bahwa
    ini akan menyelesaikan semua masalah,
  • 4:47 - 4:50
    tapi ini dapat memperkenalkan teknologi
  • 4:50 - 4:53
    kepada orang-orang yang
    awalnya tidak tertarik,
  • 4:53 - 4:56
    karena cara sekolah selama ini
    menjelaskan dan mengajarkan teknologi.
  • 4:57 - 5:02
    Jadi, bagaimana kita mulai mengubah
    persepsi tentang teknologi?
  • 5:02 - 5:07
    Kebanyakan siswa berpikir bahwa
    teknologi membosankan dan tidak mengundang
  • 5:07 - 5:10
    jadi saya selalu menggunakan tiga prinsip
    dalam mendesain proyek teknik.
  • 5:10 - 5:13
    Pertama adalah 'permulaan sederhana,'
  • 5:13 - 5:16
    artinya proyek ini bisa dimulai
    dengan mudah.
  • 5:17 - 5:20
    Mari lihat tutorial ini.
  • 5:20 - 5:22
    Pada proyek pertama,
    kami meminta siswa belajar
  • 5:22 - 5:24
    untuk membuat sirkuit di atas kertas.
  • 5:24 - 5:27
    Anda lihat, tidak makan waktu lama
    untuk mempelajarinya,
  • 5:27 - 5:29
    dan ini mudah bagi pemula.
  • 5:30 - 5:34
    'Permulaan sederhana' juga berarti kami
    meniadakan masalah keuangan
  • 5:34 - 5:37
    yang menghalangi siswa
    menyelesaikan proyek.
  • 5:37 - 5:41
    Dengan kertas, selotip tembaga,
    bola lampu, dan sebuah baterai,
  • 5:41 - 5:45
    mereka bisa melakukannya dengan
    uang kurang dari satu dolar.
  • 5:45 - 5:49
    Prinsip kedua adalah 'batasan tinggi.'
  • 5:49 - 5:52
    Ini berarti siswa punya kesempatan luas
    untuk berkembang,
  • 5:52 - 5:54
    dan mereka terus-menerus ditantang.
  • 5:55 - 5:58
    Pertama mungkin hanya
    makhluk berkelap-kelip,
  • 5:58 - 6:01
    tapi kita kemudian bisa menambahkan
    sensor dan pengontrol mikro
  • 6:01 - 6:05
    dan mulai memprogram makhluk ini
    untuk berinteraksi dengan lingkungan.
  • 6:05 - 6:06
    (Tawa)
  • 6:06 - 6:07
    Yang terakhir,
  • 6:07 - 6:10
    prinsip ketiga adalah 'penyesuaian.'
  • 6:10 - 6:15
    Ini artinya kita bisa membuat
    proyek ini relevan bagi siapa pun.
  • 6:15 - 6:17
    Itulah bagusnya menggunakan
    material sehari-hari;
  • 6:17 - 6:21
    sangat mudah menyesuaikan proyek
    hanya dengan kertas dan kain.
  • 6:21 - 6:24
    Jadi, meskipun Anda
    tidak suka Flappy Bird,
  • 6:24 - 6:26
    Anda masih bisa membuat game sendiri.
  • 6:27 - 6:30
    (Video) Murid: Game kami
    tentang Justin Bieber,
  • 6:30 - 6:33
    karena dia mengebut,
  • 6:33 - 6:37
    dan tujuan game-nya adalah agar
    dia tidak tertangkap oleh polisi --
  • 6:37 - 6:40
    (Tawa)
  • 6:40 - 6:42
    (Video)
    Siswa: Ya, tapi dia sudah berubah, jadi--
  • 6:42 - 6:44
    kami mendukungnya sekarang.
  • 6:44 - 6:46
    (Tawa)
  • 6:46 - 6:48
    Terima kasih.
  • 6:48 - 6:50
    (Tepuk tangan)
Title:
Proyek DIY bagi insinyur cilik
Speaker:
Fawn Qiu
Description:

TED Resident, Fawn Qiu, mendesain proyek-proyek menyenangkan dan ekonomis menggunakan material yang mudah didapat seperti kertas dan kain, untuk memperkenalkan ilmu teknik bagi anak-anak. Dalam presentasi yang singkat dan cerdas ini, Fawn menceritakan bagaimana workshop non-konvensional seperti ini dapat mengubah persepsi (anak) terhadap teknologi dan menginspirasi pelajar untuk berpartisipasi menciptakannya.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDTalks
Duration:
07:03

Indonesian subtitles

Revisions