Apa yang saya pelajari dari 2.000 berita kematian
-
0:01 - 0:05Joseph Keller dulu biasa jogging
di sekitar kampus Stanford, -
0:05 - 0:10dan dia terpana dengan semua wanita
yang juga jogging di sana. -
0:10 - 0:13Mengapa rambut kuncir kuda mereka
berayun dari sisi ke sisi seperti itu? -
0:14 - 0:17Sebagai seorang ahli matematika,
dia mulai mengerti alasannya. -
0:17 - 0:18(Suara tawa)
-
0:18 - 0:21Profesor Keller penasaran dengan
banyak hal: -
0:21 - 0:23Mengapa teko mengucurkan air
-
0:23 - 0:24atau bagaimana cacing tanah menggeliat.
-
0:24 - 0:28Saya tidak tahu tentang Joseph Keller,
sampai beberapa bulan lalu. -
0:29 - 0:31Saya membaca tentang dirinya
di koran New York Times, -
0:31 - 0:33pada bagian berita kematian.
-
0:33 - 0:37Koran itu memuat setengah halaman
editorial yang didekasikan untuk dirinya, -
0:37 - 0:41di mana Anda bisa bayangkan itu sebagai
tempat spesial bagi sebuah koran bermutu. -
0:41 - 0:44Saya membaca berita kematian
hampir setiap hari. -
0:45 - 0:48Istri saya mengira saya agak tidak waras
-
0:48 - 0:52memulai hari dengan telur orak arik dan
"Ayo lihat siapa yang meninggal hari ini." -
0:52 - 0:53(Suara tawa)
-
0:54 - 0:55Namun jika Anda coba pikir,
-
0:55 - 0:59halaman pertama pada koran
biasanya selalu tentang berita buruk, -
0:59 - 1:01dan mengisyaratkan kegagalan manusia.
-
1:01 - 1:03Sebuah contoh di mana berita buruk
menandakan keberhasilan -
1:03 - 1:07ada di halaman akhir koran,
pada bagian berita kematian. -
1:07 - 1:08Dalam perkerjaan saya,
-
1:08 - 1:11saya mengelola perusahaan yang fokus
pada wawasan masa depan -
1:11 - 1:14di mana para pemasar bisa ambil
dari data masa lalu -
1:14 - 1:17seperti analisis yang melihat kebelakang.
-
1:17 - 1:18Dan kami mulai berpikir
-
1:18 - 1:23Apa jadinya jika kami melihat ke belakang
pada berita kematian di koran tersebut? -
1:25 - 1:28Apakah ada cara yang baik
untuk memajang berita kematian -
1:28 - 1:30ketika Anda sudah meninggal?
-
1:30 - 1:31(Suara tawa)
-
1:32 - 1:34Apakah hal ini menjadi lebih baik
dengan telur orak arik? -
1:34 - 1:35(Suara tawa)
-
1:36 - 1:39Jadi, kami melihat data,
-
1:40 - 1:442.000 editorial, berita kematian
non-berbayar -
1:44 - 1:48dalam periode 20 bulan
di antara 2015 dan 2016. -
1:48 - 1:53Apa yang dapat 2.000 kematian --
kehidupan -- ajarkan untuk kita? -
1:53 - 1:55Nah, pertama kami melihat kata-katanya.
-
1:55 - 1:57Ini adalah tajuk berita kematian.
-
1:57 - 1:59Ini adalah berita Lee Kuan Yew yang hebat.
-
1:59 - 2:02Jika Anda hilangkan bagian awal dan akhir,
-
2:02 - 2:05Anda akan punya
kata-kata deskriptor yang indah. -
2:05 - 2:10yang mencoba untuk, dalam beberapa kata,
menggambarkan pencapaian-perjalanan hidup. -
2:10 - 2:12Dengan melihat hal ini saja mengagumkan.
-
2:12 - 2:16Ini adalah orang-orang terkenal
yang meninggal dalam dua tahun terakhir. -
2:16 - 2:17Coba tebak siapa mereka.
-
2:17 - 2:18[Seorang artis yang menolak genre]
-
2:18 - 2:20Itu adalah Prince.
-
2:20 - 2:22[Bintang tinju dan abad ke 20]
-
2:22 - 2:24Oh, ya.
-
2:24 - 2:25[Muhammad Ali]
-
2:25 - 2:26[Arsitek yang inovatif)
-
2:26 - 2:28Zaha Hadid.
-
2:29 - 2:31Jadi kami ambil
deskriptor-deskritor ini -
2:31 - 2:33dan melakukan pengolahan bahasa alamiah,
-
2:33 - 2:35kamu memasukkan ini
ke dalam program, -
2:35 - 2:37program mengeluarkan
kata-kata yang tak berguna -- -
2:37 - 2:41"itu," "dan," -- kata-kata yang mudah
ditiru di "Charades," -- -
2:41 - 2:43dan meninggalkan kata-kata
yang paling penting. -
2:43 - 2:45Kami tidak hanya memasukkan
empat deskriptor ini -
2:45 - 2:48namun keseluruhan 2.000 deskriptor.
-
2:48 - 2:49Dan seperti inilah rupanya.
-
2:51 - 2:56Film, teater, musik, tari
dan tentu saja, seni, sangat besar. -
2:56 - 2:58Di atas 40 persen.
-
2:58 - 3:01Anda mungkin heran
mengapa dalam kebanyakan masyarakat -
3:01 - 3:05kita menuntut anak kita untuk belajar
teknik, kedokteran, bisnis atau hukum -
3:05 - 3:07untuk dianggap sukses.
-
3:08 - 3:10Dan saat berbicara tentang profesi,
-
3:10 - 3:11Mari kita lihat umurnya
-
3:11 - 3:13rata-rata umur di mana mereka
mencapai sesuatu. -
3:13 - 3:15Angka itu adalah 37.
-
3:16 - 3:20Artinya adalah,
Anda harus menunggu 37 tahun ... -
3:20 - 3:23sebelum pencapaian penting pertama Anda
yang Anda ingat -- -
3:23 - 3:24rata-ratanya --
-
3:24 - 3:2744 tahun kemudian, ketika Anda
meninggal pada umur 81 -- -
3:27 - 3:28rata-ratanya.
-
3:28 - 3:29(Suara tawa)
-
3:29 - 3:31Bicara soal perlu bersabar.
-
3:31 - 3:32(Suara tawa)
-
3:32 - 3:34Tentu saja, itu tergantung dari profesi.
-
3:34 - 3:36Jika Anda bintang olahraga
-
3:36 - 3:38mungkin Anda sukses
di umur 20-an. -
3:38 - 3:41Dan jika Anda berumur 40-an seperti saya,
-
3:41 - 3:43Anda bisa ikuti dunia politik yang seru.
-
3:43 - 3:44(Suara tawa)
-
3:44 - 3:48Hal pertama politikus lakukan & biasanya
satu-satunya hal terpuji pada umur 40-an. -
3:48 - 3:49(Suara tawa)
-
3:49 - 3:51Jika Anda penasaran apakah hal lain itu,
-
3:51 - 3:52ini adalah beberapa contohnya.
-
3:53 - 3:55Bukankah ini menarik,
hal yang orang lakukan -
3:55 - 3:57dan hal-hal yang diingat dari mereka?
-
3:57 - 3:59(Suara tawa)
-
4:00 - 4:02Keingintahuan kami bertambah,
-
4:02 - 4:06dan kami berkeinginan untuk menganalisis
lebih dari sekadar deskriptor. -
4:07 - 4:12Jadi, kami pelajari paragraf pertama
dari seluruh 2.000 berita kematian, -
4:12 - 4:15namun kami melakukan ini
secara terpisah dalam 2 kelompok: -
4:15 - 4:18orang yang terkenal
dan orang yang tidak terkenal. -
4:18 - 4:20Orang-orang terkenal -- Prince,
Ali, Zaha Hadid -- -
4:20 - 4:25orang-orang yang tidak terkenal
adalah orang-orang seperti Jocelyn Cooper, -
4:25 - 4:26Reverend Curry
-
4:26 - 4:27atau Lorna Kelly.
-
4:27 - 4:30Saya berani bertaruh Anda belum pernah
mendengar nama-nama mereka. -
4:30 - 4:34Orang-orang hebat, prestasi-prestasi hebat
namun mereka tidak terkenal. -
4:34 - 4:38Apa jadinya jika kami meneliti
dua kelompok ini secara terpisah -- -
4:38 - 4:39yang terkenal dan yang tidak?
-
4:39 - 4:40Apa yang dapat kita ketahui?
-
4:41 - 4:42Lihatlah.
-
4:45 - 4:46Dua hal muncul pada saya.
-
4:47 - 4:48Pertama:
-
4:48 - 4:49"John."
-
4:49 - 4:51(Suara tawa)
-
4:52 - 4:55Siapapun di sini yang bernama John
perlu berterima kasih pada orang tua -
4:55 - 4:57(Suara tawa)
-
4:57 - 5:00dan ingatkan anak untuk menyingkat
berita kematian Anda -
5:01 - 5:02Dan yang kedua:
-
5:04 - 5:05"tolong."
-
5:07 - 5:10Kami menemukan, banyak pelajaran
dari kehidupan yang dilalui dengan baik, -
5:10 - 5:13dan hal apa yang dapat diajarkan dari
orang-orang itu, -
5:13 - 5:18Kegiatan ini adalah wasiat menarik
untuk kaleidoskop hidup, -
5:18 - 5:20dan yang lebih menarik lagi
-
5:20 - 5:23adalah fakta bahwa
kebanyakan berita kematian -
5:23 - 5:26menampilkan orang terkenal
dan orang yang tidak terkenal, -
5:26 - 5:29yang rupanya melakukan hal-hal luar biasa.
-
5:30 - 5:33Mereka membuat suatu hal yang positif
dalam jalinan kehidupan. -
5:33 - 5:34Mereka menolong.
-
5:35 - 5:37Jadi tanyakan diri Anda sendiri
dalam hidup Anda: -
5:37 - 5:40Bagaimana saya menggunakan bakat saya
untuk menolong orang? -
5:40 - 5:43Karena pelajaran terkuat di sini adalah,
-
5:43 - 5:48jika banyak orang menjalani hidupnya
dengan berusaha jadi terkenal saat mati, -
5:48 - 5:50dunia akan menjadi tempat yang lebih baik.
-
5:51 - 5:52Terima kasih.
-
5:52 - 5:55(Tepuk tangan)
- Title:
- Apa yang saya pelajari dari 2.000 berita kematian
- Speaker:
- Lux Narayan
- Description:
-
Lux Narayan memulai harinya dengan sarapan telur orak arik dan bertanya: "Siapa yang meninggal hari ini?" Mengapa? Dengan menganalisis 2.000 berita kematian New York Times dalam periode 20 bulan, Narayan menyimpulkan, dalam hanya sedikit kata-kata, seperti apa pencapaian di dalam hidup. Di sini dia membagikan apa yang diajarkan orang-orang yang sudah meninggal tentang kehidupan yang dilalui dengan baik.
- Video Language:
- English
- Team:
- closed TED
- Project:
- TEDTalks
- Duration:
- 06:08
Ade Indarta approved Indonesian subtitles for What I learned from 2,000 obituaries | ||
Ade Indarta accepted Indonesian subtitles for What I learned from 2,000 obituaries | ||
Ade Indarta edited Indonesian subtitles for What I learned from 2,000 obituaries | ||
Ade Indarta edited Indonesian subtitles for What I learned from 2,000 obituaries | ||
Made Pramana edited Indonesian subtitles for What I learned from 2,000 obituaries | ||
Made Pramana edited Indonesian subtitles for What I learned from 2,000 obituaries | ||
Made Pramana edited Indonesian subtitles for What I learned from 2,000 obituaries | ||
Made Pramana edited Indonesian subtitles for What I learned from 2,000 obituaries |