Return to Video

videos.engagemedia.org/.../naik-gunung-mpg.webm

  • 0:03 - 0:03
    Sketsa
  • 0:04 - 0:04
    mempersembahkan
  • 0:07 - 0:08
    animator
  • 0:09 - 0:10
    narasi
  • 0:11 - 0:13
    Naik-naik ke Puncak
  • 0:13 - 0:15
    gunung
  • 0:15 - 0:16
    hi namaku Indah Tatiana
  • 0:17 - 0:19
    dan namaku Ani Sari Wahyuni
  • 0:20 - 0:22
    persahabatan kita berdasarkan hobi yang sama
  • 0:23 - 0:26
    traveling, gambar, berburu kuliner, dan naik gunung
  • 0:28 - 0:31
    inilah cerita kami yang asik perjalanan kami di gunung Syawal
  • 0:33 - 0:37
    oh ya kita akan mengajak kalian untuk mengikuti perjalanan kita
  • 0:38 - 0:42
    sampai perbatasan kita ikut naik mobil pick-up yang membawa kita sampai ke kaki gunung Syawal
  • 0:43 - 0:48
    iya bapak sopir yang baik, kita cuma bayar Rp 2500 untuk sampai ke sana
  • 0:48 - 0:53
    nah di kaki bukit, kita beristirahat dulu di warung sambil ngobrol dan ngopi-ngopi
  • 0:54 - 0:56
    setelah menikmati pemandangan gunung
  • 0:56 - 0:59
    kita mendirikan tenda dan menginap satu malam di sana
  • 0:59 - 1:04
    kita menyalakan api unggun, mandi di sungai yang jernih
  • 1:04 - 1:08
    dan yang pasti foto narsis pakai tongsis
  • 1:08 - 1:12
    sekitar jam 3 setelah selesai bekerja pak supir pulang
  • 1:12 - 1:14
    warga sudah menunggu di sepanjang jalan
  • 1:14 - 1:18
    Di kota kita disambut polusi spanduk Pemilu dan semua media sosial
  • 1:20 - 1:22
    juga dipenuhi tentang Pilpres
  • 1:23 - 1:27
    mm ngomong-ngomong tentang pemilu ini
  • 1:27 - 1:29
    kita sebagai anak muda ingin juga ikut bicara
  • 1:29 - 1:32
    mungkin sama gak ya..pemilu Pilpres dengan bapak supir tadi
  • 1:33 - 1:38
    iya ya ibaratkan nih Pemilu seperti kendaraan sedangkan pemimpin seperti bapak supir
  • 1:38 - 1:45
    Kenapa mesti gunung ya, ternyata semua menganggap pemimpin itu harus disanjung
  • 1:45 - 1:48
    padahal sebenarnya mereka bekerja untuk kita
  • 1:49 - 1:53
    kejebak di antara perang media, seperti kejebak di tengah tong sampah
  • 1:53 - 1:58
    mula-mula terasa baunya yang menyengat, tapi lama kelamaan akan terbiasa
  • 1:58 - 2:01
    dan parahnya dianggap biasa
  • 2:01 - 2:05
    aku mungkin kesel ya dengan perang mediatapi ternyata itu salah
  • 2:05 - 2:08
    seharusnya anak muda itu gak apatis
  • 2:08 - 2:14
    mereka harus mencari tahu silsilah keluarga calon presiden, track record, sama visi dan misinya
  • 2:14 - 2:18
    setelah itu baru kita boleh menentukan
  • 2:18 - 2:20
    jadi sekallipun golput harus punya alasan yang jelas
  • 2:20 - 2:26
    karena anak muda harus berpikir kritis dan gak ikut-ikutan
  • 2:28 - 2:33
    bagiku tidak ada yang sempurna, siapapun yang terpilih harus diberi kesempatan
  • 2:33 - 2:35
    untuk melakukan yang terbaik
  • 2:35 - 2:38
    iya seperti yang kubilang tadi
  • 2:39 - 2:43
    pemilu itu adalah kendaraan dan pemimpin itu seperti bapak supir
  • 2:43 - 2:46
    yang mengatar warganya untuk sampai ke tujuan
  • 2:46 - 2:51
    tapi bagaimana mungkin bapak supir bisa sampai ke tujuan kalau alamatnya gak tahu
  • 2:52 - 2:54
    alamat yang mana?
  • 2:55 - 2:58
    iya alamat kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran
  • 2:59 - 3:04
    ya jadi seorang pemimpin itu harus berakar dan bersayap
  • 3:05 - 3:08
    oh ya segitu dulu ya ceritanya
  • 3:10 - 3:10
    dahh
  • 3:10 - 3:12
    tamat
  • 3:12 - 3:13
    Tokoh
  • 3:13 - 3:14
    Anisa + Inda
  • 3:14 - 3:16
    Animator Inda
  • 3:16 - 3:18
    Camera Person Sys W
  • 3:18 - 3:20
    Crew Leo
  • 3:20 - 3:21
    Narasi Anisa + Inda
  • 3:21 - 3:23
    Editor Butuh Spasi
  • Not Synced
Title:
Video Language:
Indonesian
Team:
EngageMedia

Indonesian subtitles

Incomplete

Revisions Compare revisions