-
Sekolah Harapan Bangsa
-
Dari permulaan saya sudah berpikir dan berharap bahwa
-
dimana-mana khususnya di Sabah
-
bisa didirikan gedung sekolah Indonesia
-
Jadi apa salahnya kalau di kawasan Ulu Kimanis ini juga
-
kami bisa dirikan satu gedung sekolah Indonesia
-
supaya bisa menerima anak-anak di sekitar sini
-
khususnya dari warga Indonesia
-
Bisa disekolahkan di sekolah yang bernama Tunas Harapan Bangsa ini
-
Awalnya saya merasa prihatin disana sini saya lihat anak-anak yang sebetulnya belum lagi cukup umur untuk bekerja
-
Tapi mengapa setiap hari selalu dibawa oleh orang tuanya ke tempat kerja?
-
Ini menjadi satu masalah
-
Karena itu saya pikir bagaimana caranya saya bisa mengusahakan
-
membangun satu gedung sekolah di kawasan Ulu Kimanis ini
-
Pada tahap awal, kami tidak punya guru
-
Setelah kami beritakan hal ini kesana-kemari banyak warga Indonesia
-
yang memiliki ijazah datang dan melamar menjadi guru
-
Pelamar tahap awal ada 2 orang wanita dan 1 orang pria
-
Itu mereka kita lihat, mereka bertahan sampai sekarang
-
Itulah ibu guru pertama kami
-
Dari awal kami dirikan sekolah ini, statusnya swasta.
-
Jadi semua biaya menjadi tanggungan orang tua murid
-
Lokasi ini kami bayar 500 (ringgit) perbulan
-
Lantainya dari semen 300 kubik dibiaya oleh seorang Cina
-
Orang tua murid sama sekali tidak mengeluarkan uang untuk mendirikan sekolah ini
-
Dari pondasi sampai atap
-
Semua bahan untuk membangun ini diberikan gratis oleh seorang Cina tersebut
-
Orang tua murid tinggal mengantar anak mereka untuk sekolah.
-
Mereka sama sekali tidak dimintai uang untuk pembangunan sekolah ini